Puasa merupakan ibadah yang mempunyai kekhususan tersendiri. Salah satunya adalah dilakukan hanya satu kali satu tahun bertepatan pada bulan Ramadhan. Selain nilai dan ganjaran ibadah yang dilakukan di dalamnya dilipat gandakan ganjarannya. Oleh sebab itu, seyogianya kita melakukan ibadah puasa yang hanya setahun sekali dengan benar dengan menghindari segala hal yang dapat mengurangi atau menghilangkan kesempurnaan puasa itu sendiri. berikut 10 tips untuk meraih kesempurnaan puasa :
1. Menyegerakan Berbuka
Menyegerakan berbuka merupakan tuntutan yang didapati dari petunjuk Rasul dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban yang artinya: “Jika berpuasa, Rasulullah tidak shalat maghrib sebelum makan kurma dan minum air”. Berdasarkan hadis ini dapat dipahami bahwa Rasul tidak melakukan shalat maghrib sebelum berbuka terlebih dahulu. Hal ini menunjukkan Rasul tidak melalaikan berbuka puasa pada saat waktunya telah masuk.
2. Berbukalah dengan yang manis
Pilihlah makanan atau minuman manis yang kandungan gulanya sederhana sehingga dapat memberikan gula atau energi tubuh dengan seketika. Gula sederhana ini terdapat pada kurma dan buah-buahan seperti pisang. Hindari mengkonsumsi yang terlalu banyak serat sehingga memberikan efek kenyang cukup lama dan menyebabkan kita tidak bisa menyantap makanan besar setelahnya.
3. Berdo’a pada saat berbuka.
Hendaknya berdo’a dengan do’a yang sesuai dengan hadits yang diriwayatkan Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah bersabda:
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ
“Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala akan tetap, insya Allah.” [HR. Abu Dawud 2/306]
4. Tidak Berlebihan Dalam Berbuka
Di antara kebiasaan Rasulullah pada saat makan adalah makan ketika merasa lapar dan berhenti sebelum kenyang. Kebiasaan perilaku seperti demikian sepintas sangat mudah didengar, namun pelaksanaannya sungguh tidak mudah. Hal ini tentunya terkait dengan kebiasaan orang secara umum bahwa makan ketika merasa lapar dan berhenti sesudah kenyang, bahkan ada yang makan juga kendati sudah dalam kondisi kenyang.
5. Mengakhirkan makan Sahur
Kebiasaan mengakhirkan bersantap sahur salah satu yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa. Setidaknya dengan melambatkan atau mengakhirkan makan sahur supaya pelaksanaan puasa pada siang hari tidak menimbulkan cepat lemah. Dengan demikian, paling tidak kebiasaan tersebut sebenarnya mengindikasikan bahwa sekalipun dalam kondisi berpuasa, seseorang tidak harus mengurangi aktivitas pekerjaannya karena alasan lemah, tidak bersemangat dan sebagainya. Karenanya, pelaksanaan ibadah puasa tidak harus mengendorkan produktivitas kerja.
6. Menahan diri dari ucapan dan amalan yang tidak punya nilai atau manfaat (sia-sia)
“Dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya puasa itu bukan menahan dari makan dan minum saja, hanyalah puasa yang sebenarnya adalah menahan dari laghwu (ucapan sia-sia) dan rafats (ucapan kotor), maka bila seseorang mencacimu atau berbuat tindakan kebodohan kepadamu katakanlah: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” [Shahih, HR Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim, lihat kitab Shahih Targhib]
7. Memperbanyak shadaqah dan amal kebaikan
berbuat baik kepada orang lain ketika berpuasa bukan hanya untuk menahan diri dari nafsu dan lain sebagainya melainkan juga untuk merasakan penderitaan kaum duafa yang berlapar2 sepanjang hari, maka dari itu saling berkasihi saling memberi merupakan salah satu hikmah berpuasa, dan bershodaqoh sangat di anjurkan selama bulan puasa.
8. Sholah tarawih berjama'ah selama bulan puasa
Sudah sepantasnya setiap muslim mendirikan shalat tarawih secara berjama’ah dan terus melaksanakannya hingga imam salam. Karena siapa saja yang shalat tarawih hingga imam selesai, ia akan mendapat pahala shalat semalam penuh. Padahal ia hanya sebentar saja mendirikan shalat di waktu malam. Sungguh inilah karunia besar dari Allah Ta’ala. Dari Abu Dzar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dicatat seperti melakukan shalat semalam penuh.” (HR. Tirmidzi no. 806, shahih menurut Syaikh Al Albani).
9.
menggapai malam lailatul qadarBulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang mulia (lailatul qadr) malam yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an dan Allah سبحانه وتعلى mengabarkan bahwa ia lebih mulia dari seribu bulan dari segi keutamaan, kemuliaan-nya dan banyaknya pahala. Al-Hafizh Ibnu Hajar رحمه الله menyebutkan dalam Fathul Bari 42-50 pendapat dalam penentuan malam lailatul qadr dan yang paling rajih bahwa dia pada malam-malam yang ganjil pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. barangsiapa yang menghidupkan sepuluh malam terakhir khususnya malam-malam ganjil dari bulan Ramadhan dengan amalan-amalan ibadah niscaya akan mendapatkan lailatul qadr dan mendapatkan apa yang dijanjikan oleh Allah سبحانه وتعلى berupa ampunan dan pahala.
10. hati pikiran dan semua anggota tubuh harus terjaga selama berpuasa
Saudaraku, anggota tubuh kita berpuasa. Hati, mata, lidah, telinga dan perut ini, kesemuanya adalah senjata untuk memperoleh kesempurnaan puasa kita. Maka dari itu, jagalah mereka dengan sebaik-baiknya. Kendalikan mereka agar tetap berada pada jalur takwa, dan hindarkan mereka dari hal-hal yang haram. Semoga Allah melapangkan puasa kita dan menempatkan kita pada kedudukan tinggi bersama para sahabat dan tabi’in. Amin